Testing

SOP AND POSITIVE EVOLUTIONARY IMPROVEMENTS

December 12, 2017 - Indra Jaya

Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa perusahaan akan berkembang seiring dengan meningkatnya tingkat penjualan. Peningkatan ini menyebabkan terjadinya peningkatan workload pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan. Selanjutnya, jika pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak mampu lagi ditangani oleh karyawan-karyawan yang ada, maka manajemen dihimbau untuk menambah tenaga kerjanya atau dengan meningkatkan faktor teknologi di dalam perusahaan. Contoh peningkatan faktor teknologi adalah dengan pengadaan mesin-mesin atau perangkat-perangkat lunak (softwares) yang dianggap mampu memenuhi produktivitas yang diinginkan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan harus juga didukung oleh kemajuan teknologi dan peningkatan mutu karyawannya. Namun, penambahan jumlah pekerja juga harus dipertimbangkan karenaperusahaan juga dituntut untuk memberikan bobot kerja (workload) yang seimbang. Perusahaan juga dihimbau untuk memikirkan keseimbangan antara jam kerja dan waktu untuk kepentingan pribadi untuk setiap karyawannya. Hal ini sering disebut juga dengan istilah work-life balance.

Penambahan pekerja tentunya akan menuntut kemampuan para direktur dan manajer untuk melakukan pengawasan terhadap para pekerja. Ketika perusahaan tumbuh, para karyawan akan semakin terspesialisasi atau semakin dituntut untuk fokus terhadap job description mereka masing-masing. Namun hal ini tentunya akan menimbulkan masalah baru, yaitu mereka akan kurang memahami dan menghayati makna pekerjaan mereka di tubuh perusahaan.

Pada dasarnya, SOP dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada setiap individu di dalam perusahaan tentang proses-proses pekerjaan secara garis besar di dalam perusahaan. Dengan melihat dan membaca SOP, setiap karyawan akan mengetahui apa saja manfaat pekerjaan mereka bagi karyawan lain, bagi bawahannya, bagi atasannya dan bagi perusahaan.

Dengan adanya pengetahuan-pengetahuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa SOP juga memiliki manfaat dalam hal certainty atau kepastian. Kepastian yang dimaksud adalah karena setiap karyawan mengetahui berbagai urusan perusahaan dari awal hingga akhir. Kepastian juga berarti bahwa setiap kegiatan di dalam perusahaan dapat diawasi dan dikendalikan secara formal. Hal ini tentunya bermanfaat pula bagi karyawan karena:

  • karyawan mengetahui batasan-batasan pekerjaan mereka masing-masing
  • Setiap karyawan mengetahui batasan-batasan pekerjaan dan tanggung jawab karyawan lainnya
  • Setiap karyawan mengetahui bahwa terdapat pengawasan yang dilakukan baik oleh atasannya, bawahannya maupun dari divisi (departemen/bagian) lainnya
  • Setiap karyawan mengetahui bahwa kualitas pekerjaannya akan sangat bermanfaat bagi karyawan-karyawan lainnya baik yang satu divisi (departemen/bagian) maupun berbeda divisi (departemen/bagian).
  • Selanjutnya, faktor certainty (kepastian) tersebutlah yang memungkinkan terciptanya kerja sama tim secara menyeluruh di tubuh perusahaan. Kolaborasi tersebut tentunya akan mengakibatkan perkembangan yang positif atau positive improvement.

Evoulutionary improvement mengindikasikan bahwa perusahaan pasti akan berevolusi dari perusahaan yang kecil hingga menjadi besar. Meningkatnya tingkat penjualan hanya mampu membuat perusahaan menjadi tumbuh, namun sayangnya hal ini tidak meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan bisa tumbuh dengan baik. Artinya, sekalipun tumbuh, perusahaan juga harus memiliki arah pertumbuhannya sehingga konflik-konflik di dalamnya dapat diselesaikan dengan baik. Dan sebagaimana yang diketahui bersama bahwa konflik-konflik yang tidak diselesaikan dengan baik akan berakibat negatif sehingga berdampak buruk bagi kehidupan karyawan di dalam bekerja maupun di luar pekerjaan.

Hal-hal demikian mengingatkan pula kepada para direktur dan manajer bahwa urusan bisnis merupakan urusan manusia. Jika mereka kurang memahami dinamika manusia, maka mereka akan kesulitan untuk menentukan dan menjalankan kebijakan-kebijakan internal perusahaannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan harus pula seiring dengan peningkatan kulitas dan kuantitas karyawannya serta alat-alat manajemen perusahaan (peraturan, sistem dan teknologi). Hal ini dikarenakan para SDM tersebutlah yang menjalankan fungsi-fungsi dan sistem-sistem yang ada pada perusahaan. Selanjutnya dapat dikatakan pula bahwa pertumbuhan yang positif juga disebabkan karena setiap konflik akan diselesaikan dengan baik berdasarkan nilai-nilai (values) dan kebijakan-kebijakan tertulis (formal) yang dimiliki oleh perusahaan.

Copyright KAP GPAA