Menurut EPA (United States Environmental Protection Agency) (2007) terdapat 2 jenis SOP, yaitu Technical SOP dan Administratif SOP. Technical SOP adalah petunjuk kerja yang menginstruksikan penggunanya tentang cara menganalisis di laboratorium atau penggunaan alat-alat tertentu di lapangan. Contohnya adalah instruksi untuk mengambil sampel, instruksi tentang pengoperasian alat-alat berat dan bagaimana cara mengemudikan traktor. Namun SOP jenis ini umumnya sudah dicover oleh instruksi kerja, Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis).
Tipe ke dua SOP adalah Administrative SOP. SOP ini merupakan alat manajemen kantor untuk mengakomodasi informasi, dokumentasi dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. SOP ini dapat dibentuk dari yang paling sederhana hingga yang kompleks untuk mengakomodasi seluruh kegiatan managerial dan supervise di dalam perusahaan. SOP jenis ini secara umum terdiri atas kegiatan-kegiatan review atas suatu dokumentasi, Quality Assurance (QA) Project Plans and Quality Management Plans, inspecting (auditing) pekerjaan rekan yang lain, determining organizational training needs, developing information on records maintenance; validating data packages; atau describing office correspondence procedures.
SOP Administratif juga memerlukan beberapa langkah yang spesifik (specific steps) untuk memulai pekerjaan, mengkoordinasikan pekerjaan, mencatat dan membuat pelaporan atas pekerjaan. Selain itu terdapat konten-konten yang harus dimasukkan ke dalam bagan proses bisnis, yaitu mengenai pihak-pihak otoritasnya, hasil yang dituju, tindakan-tindakan berikutnya setelah hasil dicapai, hubungan SOP dengan SOP yang lainnya dan pihak yang bertanggungjawab untuk mengoreksi.
SOP ini terdiri atas beberapa bagian yang harus dimuat, yaitu nama SOP, definisi SOP, tujuan SOP, arti istilah, bagan proses bisnis, deskripsi tertulis proses bisnis, referensi dan contoh bentuk dokumen kerja. Namun tidak menutup kemungkinan jika manajemenmenambahkan hal-hal lain di dalam SOP jika dirasa perlu.
